Teori Belajar Humanistik



A. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
Teori Humanistik merupakan salah satu teori belajar yang memandang manusia sebagai individu yang aktif, memiliki kebutuhan, dan berusaha untuk mencapai potensi diri yang penuh. Dalam teori humanistik, belajar diartikan sebagai suatu proses yang melibatkan kebutuhan emosional, psikologis, dan spiritual siswa dalam mencapai tujuan belajar.

Pendekatan belajar humanistik menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang aktif, bukan objek belajar yang pasif. Hal ini dapat dicapai melalui pemberian kebebasan pada siswa untuk mengeksplorasi dan menemukan sendiri, serta memberikan penguatan positif pada prestasi siswa. Teori Humanistik juga menekankan pada penggunaan pendekatan belajar yang bersifat personal dan berpusat pada siswa.

Dalam penerapannya, teori belajar humanistik menekankan pada pengakomodasian kebutuhan individu siswa, memberikan penguatan positif, menekankan pada pengalaman belajar yang menyenangkan, memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan, serta memperhatikan kebutuhan emosional siswa. Dalam rangka memperhatikan preferensi dan kebutuhan individu siswa, pendekatan humanistik dan pendekatan akademis dapat digabungkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

B. Teori Belajar Menurut Para Ahli Humanistik
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang teori belajar humanistik:

1) Carl Rogers
Carl Rogers adalah salah satu tokoh terkenal dalam teori belajar humanistik. Ia berpendapat bahwa belajar terjadi ketika siswa terlibat dalam proses pengalaman belajar yang positif, mengembangkan diri, dan merasa diterima secara penuh oleh lingkungannya. Rogers menekankan bahwa pendidikan harus bersifat personal, di mana siswa merasa didukung dan dihargai dalam upayanya untuk mencapai potensi diri.

2) Abraham Maslow
Abraham Maslow mengembangkan teori hierarki kebutuhan, yang memandang bahwa kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum individu dapat mencapai kebutuhan yang lebih tinggi. Dalam konteks pembelajaran, Maslow menyatakan bahwa siswa harus merasa aman dan diterima secara sosial sebelum dapat mencapai potensi akademik dan kreativitas.

3) Jerome Bruner
Jerome Bruner menekankan bahwa belajar harus bersifat aktif dan kreatif. Ia mengembangkan teori belajar konstruktivis, yang menganggap bahwa siswa dapat membangun pengetahuan dan pemahaman mereka melalui pengalaman belajar yang aktif dan interaktif. Bruner juga menekankan pentingnya konteks belajar dalam memfasilitasi pengembangan kreativitas siswa.

4) Howard Gardner
Howard Gardner mengembangkan teori kecerdasan majemuk, yang memandang bahwa setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Dalam konteks pembelajaran, Gardner menyatakan bahwa pendekatan humanistik harus memperhatikan preferensi dan kebutuhan individu siswa, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kecerdasan mereka melalui berbagai aktivitas yang menarik dan bervariasi.

Secara umum, teori belajar humanistik menekankan pada pentingnya memperhatikan kebutuhan individu siswa, memberikan penguatan positif, dan menciptakan lingkungan belajar yang personal, kreatif, dan interaktif. Hal ini dapat membantu siswa mencapai potensi diri yang penuh dan merasa terdorong untuk belajar dengan lebih aktif dan efektif.

C. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik
Berikut adalah beberapa prinsip utama dari teori belajar humanistik:

1) Siswa aktif dalam proses belajar
Teori belajar humanistik menekankan bahwa siswa harus menjadi subjek aktif dalam proses belajar mereka. Ini berarti bahwa siswa harus diizinkan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, membangun pemahaman mereka sendiri tentang materi pelajaran, dan berinteraksi dengan lingkungan belajar mereka.

2) Peran guru sebagai fasilitator
Dalam teori belajar humanistik, guru bukanlah sumber tunggal informasi atau otoritas mutlak dalam kelas. Sebaliknya, guru berperan sebagai fasilitator atau pengarah dalam membantu siswa untuk belajar dengan lebih efektif. Guru memberikan dukungan, panduan, dan umpan balik yang positif kepada siswa dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan belajar mereka.

3) Pengalaman belajar yang personal dan bermakna
Teori belajar humanistik menekankan pentingnya pengalaman belajar yang personal dan bermakna bagi siswa. Setiap siswa memiliki pengalaman dan latar belakang yang berbeda-beda, dan karenanya, pendekatan belajar yang efektif harus memperhatikan perbedaan tersebut. Ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan pengalaman belajar yang beragam, kontekstual, dan relevan bagi siswa.

4) Penguatan positif
Teori belajar humanistik menekankan pentingnya penguatan positif dalam membantu siswa untuk belajar dengan lebih efektif. Penguatan positif dapat berupa umpan balik yang positif, penghargaan, atau bentuk penguatan lainnya yang meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam proses belajar mereka.

5) Fokus pada potensi siswa
Teori belajar humanistik menekankan fokus pada potensi siswa daripada kelemahan mereka. Guru harus memperhatikan kekuatan dan kelebihan siswa, dan memfasilitasi pengembangan potensi mereka melalui pengalaman belajar yang bermakna dan relevan.

Secara keseluruhan, prinsip-prinsip teori belajar humanistik menekankan pentingnya pengalaman belajar yang personal, interaktif, dan bermakna, serta memberikan dukungan dan penguatan positif kepada siswa dalam upaya mereka untuk mencapai potensi diri yang penuh.

D. Penerapan Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran
Penerapan teori belajar humanistik dalam kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa prinsip penting, seperti siswa yang aktif, peran guru sebagai fasilitator, pengalaman belajar yang personal dan bermakna, penguatan positif, dan fokus pada potensi siswa. 

Berikut adalah beberapa contoh penerapan teori belajar humanistik dalam kegiatan pembelajaran:
1) Kolaboratif dan interaktif
Salah satu cara untuk menerapkan teori belajar humanistik adalah dengan memfasilitasi pembelajaran yang kolaboratif dan interaktif. Guru dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja dalam kelompok atau pasangan untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan dalam pembelajaran. Ini memungkinkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan berpartisipasi dalam diskusi yang berarti.

2) Pembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman dan membangun pemahaman mereka sendiri tentang materi pelajaran. Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa bekerja pada proyek yang relevan dan bermakna, memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara aktif dan terlibat dalam pembelajaran.

3) Umpan balik yang positif
Guru dapat memberikan umpan balik positif yang spesifik dan konstruktif untuk memperkuat perilaku belajar yang diinginkan dan membangun kepercayaan diri siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui pujian, pengakuan, atau penghargaan lainnya yang membuat siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar.

4) Penggunaan teknologi
Teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk memfasilitasi pembelajaran yang interaktif dan personal. Guru dapat memanfaatkan teknologi untuk memberikan materi pembelajaran yang relevan dan menarik, serta memfasilitasi interaksi antara siswa dan guru.

5) Pembelajaran berpusat pada siswa
Pembelajaran yang berpusat pada siswa mengambil pendekatan yang lebih personal dan memperhatikan kebutuhan dan keunikan siswa. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan inklusif, yang memungkinkan siswa untuk merasa nyaman dan terlibat dalam pembelajaran.

Secara keseluruhan, penerapan teori belajar humanistik dalam kegiatan pembelajaran melibatkan pembelajaran yang personal, interaktif, dan bermakna, dengan dukungan positif dari guru dan lingkungan belajar yang inklusif. Dengan penerapan teori belajar humanistik, siswa dapat merasa terlibat dan termotivasi dalam pembelajaran mereka, serta membangun pemahaman yang mendalam dan relevan tentang materi pelajaran.

Sumber : Modul belajar mandiri PPG, Internet alert-info

Komentar

أحدث أقدم